Diberdayakan oleh Blogger.

Setiap Detik yang Terlewati Adalah Sejarah diDetik Berikutnya

.
RSS

Resume: Membangun Kecerdasan Moral



Membangun Kecerdasan Moral
Pengarang: Michele Borba, Ed.D
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008
Jumlah Halaman: 368 halaman

Tujuh Kebajikan Utama Agar Anak Bermoral Tinggi
Di jaman yang modern ini, banyak ditemukan moralitas anak yang dapat dikatakan kurang baik jika dibandingkan dengan anak jaman dulu. Hal ini memang tidak dapat dipungkiri lagi, melihat kemajuan teknologi yang begitu cepat. Misalnya saja TV, PS dan internet yang dapat diakses siapa saja dan dimana saja yang dapat menunjukkan kekerasan, kekejaman dan kejahatan. Kemajuan teknologi ini merupakan pisau bermata dua bagi para orang tua. Disatu sisi dapat digunakan sebagai media informasi dan komunikasi yang sangat mudah dan murah, serta disatu sisi menjadi bencana bagi generasi muda yang memuja kehidupan serba instan. Dimana para generasi muda ini menjadikan internet sebagai panutan, sedang internet sendiri tidak memiliki saringan atau batasan antara mana yang baik dan mana yang buruk. Alhasil generasi kita menyerap semua hal, baik yang positif maupun yang negatif dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena itulah, penting bagi orang tua mengembangkan kecerdasan moral anaknya sejak dini dan dengan cara yang tepat.

Kecerdasan moral atau yang biasa dikenal dengan MQ (bahasa inggris: moral quotient) adalah kemampuan seseorang untuk membedakan mana yang benar dari mana yang salah akan etika dan menerapkannya dalam tindakan. Menurut Michele Borbara ada tujuh kebajikan utama yang dapat dijadikan pedoman bagi anak guna mengarahkan mereka agar bertanggung jawab dan bertindak sesuai etika yang berlaku. Ketujuh hal tersebut yaitu empati, hati nurani, kontrol diri, rasa hormat, kebaikan hati, toleransi dan keadilan. Setelah anak mencapai ketujuh kebajikan utama tersebut, bukan berarti pendidikan moral yang dijalaninya sudah selesai. Pertumbuhan moral merupakan suatu proses yang terus-menerus berkelanjutan sepanjang hidup dan selama itu pula banyak hal lain yang diserapnya; bahkan ahli moralitas melihat ada lebih dari empat ratus kebajikan (hal 10). Namun akar dari EQ merupakan tujuh kebajikan utama ini dan anak akan menggunakannya sebagai pola dasar dalam membentuk karakter dan sisi kemanusiaannya.
Kebajikan utama yang pertama adalah Empati, yaitu kemampuan memahami dan merasakan kekhawatiran orang lain. Ini merupakan hal yang dapat mencegah perbuatan kejam dan mendorong kita untuk memperlakukan orang lain dengan baik. Setiap anak lahir dengan kapasitas berempati yang sama, namun tidak ada jaminan bahwa kapasitas ini bisa berkembang dengan baik. Empati perlu ditumbuhkan agar dapat berkembang. Penelitian terbaru menyatakan bahwa anak-anak yang lebih berempati umumnya lebih banyak menguasai kosakata ungkapan emosi. Dengan kata lain, anak-anak tersebut mengerti bagaimana mengekspresikan emosi dirinya dan emosi orang lain. Ada beberapa aktivitas yang dapat membantu anak mengembangkan kosakata ungkapan emosi, diantaranya dengan mengajukan pertanyaan tentang perasaan, misalnya “sepertinya kamu sedang (tegang, cemas, khawatir). Ada apa?”; lakukan permainan “tebak perasaan”, dengan membuat sobekan kertas yang mengekspresikan emosi; buat komik ungkapan perasaan, bersama anak carilah gambar yang ada dikoran kemudian gunting dan tebak perasaan orang tersebut sesuai ekspresi atau bahasa tubuhnya; dan baca dengan hati, dengan cara menyuruh anak menebak emosi dalam buku cerita yang kita bacakan dengan nada suara yang berbeda-beda (bosan, senang, lelah, sedih, marah).
Kebajikan utama yang kedua adalah Hati Nurani, yaitu mengetahui cara yang benar dan bertindak menurut cara tersebut. Hal ini tidak lain adalah mengajarkan kebaikan atau kebajikan dalam diri anak. Salah satu cara menumbuhkan kebajikan yaitu dengan mengajarkan seperti apa bentuk dan ungkapan suatu kebajikan. Dan cara termudah mendemonstrasikannya adalah dengan menggunakan perilaku anda sendiri (sebagai orang tua) sebagai contoh hidup. Beberapa cara menunjukkan kepada anak bentuk dan ungkapan suatu kebajikan adalah dengan membuat daftar karakteristik suatu kebajikan, misalnya jujur: mengakui kesalahan, menepati janji, tidak mencontek; ajarkan kata-kata yang berkaitan dengan suatu kebajikan; memerankan suatu kebajikan. Setelah menumbuhkan kebajikan, tentunya kita harus mendorong anak menerapkan kebajikan tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya bagi seorang guru dengan mengadakan ujian dadakan, guna menguji kejujuran mereka.
Kebajikan utama yang ketiga adalah Kontrol Diri, yaitu mengendalikan pikiran dan tindakan agar tindakan kita sesuai dengan norma-norma yang benar. Anak-anak yang memiliki kecerdasan moral memilih berperilaku baik karena tahu bahwa memang itu yang semestinya dilakukan. Stategi sederhana untuk membuat anak bertanggung jawab dalam mengatur perilaku mereka (mengontrol diri mereka) sendiri yaitu dengan mengubah kata ganti “aku, anak” menjadi “kamu”. Misalnya “jika anak rajin, akan jadi dokter” menjadi “jika kamu rajin, akan jadi dokter”.
Kebajikan utama yang keempat adalah Rasa Hormat, yaitu menghargai orang lain dengan memperlakukan mereka dengan hormat. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk menghentikan perilaku buruk seorang anak yaitu dengan menghentikannya sebelum menjadi kebiasaan dan melawan hal tersebut. Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan menunjukkan mana perilaku yang tergolong kasar dan jangan meladeni jika diperlakukan tidak sopan oleh anak.
 Kebajikan utama yang kelima adalah Kebaikan Hati, yaitu memperlihatkan kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain. Dengan memberikan contoh perilaku dan pengambilan keputusan dengan tidak mengenyampingkan kepentingan orang lain.
Kebajikan utama yang keenam adalah Toleransi, yaitu menghormati martabat dan hak-hak semua orang. Toleransi merupakan kunci utama untuk membantu anak-anak bersosialisasi di dunia yang diwarnai perbedaan ini. Ada tiga langkah yang dapat diambil untuk membangun toleransi yakni mencontohkan dan menumbuhkan toleransi, menumbuhkan apresiaai terhadap perbedaan dan mempraktekkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari baik dikeluarga, masyarakat maupun sekolah.
Kebajikan utama yang ketujuh adalah Adil, yaitu memilih untuk berpikiran terbuka dan bertindak berdasarkan prinsip keadilan. Kita dapat menumbuhkan keadilan sejak dini dengan bergiliran dan berbagi ketika anak masih balita hingga mereka tumbuh dewasa. Ajarkan dasar-dasark keadilan kepada anak dengan menjadikan sikap anda sebagai contohnya.
Melalui buku ini, Michele Borba, Ed.D. menguraikan cara-cara membangun kecerdasan moral anak sedari anak masih kecil. Buku ini sangan bermanfaat sekali, khususnya bagi orang tua yang tentunya ingin anaknya memiliki moral yang baik dalam kehidupannya. Dengan moral yang baik pastinya kehidupan mereka akan baik pula. Dalam buku ini diceritakan beberapa kisah yang sangat mencengangkan. Misalnya saja Nathaniel Abraham yang berusia sebelas tahun yang mengungkapkan kepada temannya dengan bangga bahwa ia telah menembak seseorang. Hal ini mencerminkan betapa rendahnya moral anak. Karena itulah penting bagi orang tua untuk membekali anaknya dengan kecerdasan moral yang dapat menuntun mereka dalam kebajikan.
Buku ini sangat mudah difahami dan langsung dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena cara penyajiannya yang berupa langkah-langkah yang disertai contoh konkret dalam kehidupan. Buku ini juga dilengkapi dengan lampiran-lampiran yang membantu kita menerapkan langkah-langkah yang disebutkan dalam membangun kebajikan utama. Misalnya saja kamus kosa kata emosi untuk menunjukkan berbagai macam emosi untuk anak.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

BHO-THEL mengatakan...

dek novita, saya butuh buku tersebut, sy sdh cari kemana mana tp kayaknya sdh menghilang di peredaran. dek novita bisa gak bantu saya, kl dek novita punya bukunya ft copi kirim ke saya, saya ganti biaya ft copi dan ongkos kirimnya, bagaman bersedia tidak?

Anonim mengatakan...

What is the difference between baccarat and the baccarat? - Worrione
If you kadangpintar are new to the game of 바카라 사이트 baccarat, you've probably worrione heard of the four or five hands instead of seven.

Posting Komentar