Diberdayakan oleh Blogger.

Setiap Detik yang Terlewati Adalah Sejarah diDetik Berikutnya

.
RSS

Situs Duplang Kamal Pandak - Arjasa Jember


Narasumber     : Sudarman alias Abdul Rahim, menjadi juru pelihara (jupel) situs Duplang sejak tahun 1985- sekarang

1.        Apa yang dimaksud situs Duplang?
Situs Duplang merupakan situs benda-benda purba yang terdapat di pedukuhan duplang desa kamal kecamatan arjasa kabupaten jember.
Peta Desa Kamal

2.        Benda-benda cagar budaya apa saja yang ada di situs Duplang?
Benda-benda cagar budaya yang Terdapat di pedukuhan duplang desa kamal kecamatan arjasa kabupaten jember.
a.     Menhir, 
  
Menhir
 b.    Batu kenong tunggal,

c.     Batu kenong kembar, 
batu yang telah rusak, namun masih diusahakan memiliki bentuk seperti aslinya dengan menambahkan lancip.
dilihat dari atas, yang menunjukkan empat arah mata angin.
 d.    Kubur batu/Dolmen, 
dolmen dengan 6 penyangga

e.     Batu purba berbentuk tugu yang tingginya 2,5 m dan terletak di sebelah barat mesjid kamal.
Terdapat tiga prasasti di desa Kamal. Satu terletak di Kamal – Krajan tepatnya di tepi sungai, satu di pedukuhan Kendal, dan batu menhir di pedukuhan Kendal berjejer 2 namun sekarang tidak terawat dikarenakan orang (mahluk mistis) yang mempunyai lokasi tersebut marah apabila dibersihkan.

3.        Apakah ada pihak-pihak peneliti atau pelestari budaya datang ke situs Duplang?
Situs Duplang ini pernah didatangi pihak trowulan yang bernama pak Bagio, dengan tugas pembongkaran wilayah Kamal. Pertama-tama pembongkaran dilakukan dengan pengambilan arah ke sisi barat situs Duplang yakni ke tengah hutan mahoni. Sampai akhirnya bertemu tiga dolmen dan diukur, lalu digrowong (digali bagian tengahnya) sampai dalamnya kira-kira setinggi manusia. Dibawah batu itu ditemukan tulang manusia purba dengan warna tulang merah. Tulang betis manusia purba tersebut setelah diukur sepanjang 92 cm. Dapt dibayangkan betapa tingginya orang-orang purba tersebut. Kemudian tulang-tulang tersebut di bawa ke kantor suaka Trowulan. Dari arah barat penggalian langsung dilanjutkan menuju sawah milik pak Agus Setiawan di Kamal - Krajan. Disana terdapat Dolmen, digali dan dibawah batu itu ditemukan batu bata yang bersusun dari puncak hingga ujung batu. Batu bata tersebut memiliki ketebalan 20 cm. Diatas bata ditemukan gumpalan tanah besar berwarna biru, sudah tidak berbentuk tulang lagi. Didalamnya terdapat permata berwarna biru mengkilat dan langsung di bawa ke Mojokerto.

4.        Apa fungsi dari batu-batuan yang ada di situs Duplang?
            a. Menhir, yaitu batu tegak (fungsi: sebagai benda pemujaan orang purba terhadap arwah leluhur.
          b. Batu kenong tunggal, yaitu batu kecil dengan lancip yang lebih tinggi tinggi (fungsi: sebagai batu persembahan kepada arwah atau roh para leluhur)
           c. Batu kenong kembar, yaitu kenongnya menunjukkan arah, umpamanya kenongya mengarah ke utara-selatan, maka diantara utara-selatan pasti ada harta karunnya  (fungsi: penunjuk arah tempat penyimpanan harta karun)
        d. Kubur batu/Dolmen = batu nampar dengan 6 tiang penyangga kanan 3 dan kiri 3 (fungsi: penyimpanan mayat (kubur) manusia purba beserta barang-barang berharga)
         e. Batu purba berbentuk tugu yang tingginya 2,5 m dan terletak di sebelah barat mesjid kamal. Dulu pernah dicuri oleh masyarakat namun langsung ditangkap dan tidak diperbolehkan disingkirkan ke tempat lain. Harus tetap ditempat semula, maka uang pembelian batu purba itu harus dikembalikan.

5.        Apa tata letak batu-batu di situs Duplang pernah mengalami pengubahan?
Dari dulu asli seperti sekarang dan akan selalu dipertahankan. Namun dulu ada pohon kayu yang besar dan tinggi. Di dalam kayu terdapat lubang dan dijadikan rumah oleh burung jalak. Salah seorang dari pedukuhan Duplang yang bernama pak Naimah, mencoba mengambil anak burung jalak yang ada di dalam pohon. Awalnya lubang yang digunakan untuk memasukkan tangan pak Naimah, besar dan masih longgar. Namun setelah berhasil memegang anak burung tersebut tangan pak naimah terjepit dan tidak dapat dikeluarkan. Pak naimah langsung berteriak minta tolong dan juru pelihara situs duplang (pak sudarman) segera naik keatas pohon kayu dan segera memahat pohon selebar tangan, kemudian berkata “tidak dik saya tidak perlu mengambil anak burung ini asalkan lengan saya bisa dikeluarkan”. Kemudian tangan pak Naimah dapat dikeluarkan.


6.        Apa ada masyarakat yang mengetahui dan memiliki kepercayaan tertentu tentang situs Duplang?
Setelah kejadian yang menimpa pak Naimah, masyarakat daerah Duplang yang memiliki tetua bersuku jawa osing percaya adanya keistimewaan situs ini. Apabila memiliki keluarga sakit mereka membuat nazar, jika saudaranya sembuh akan mengadakan selamatan di situs duplang ini.

7.        Peristiwa apa saja yang terjadi pada situs Duplang?
Kaum muslimin kamal memotong pohon kayu besar yang terdapat di situs Duplang. Orang yang memotong pohon tersebut adalah haji Sin. Sedangkan batu besar (menhir) dirobohkan pada tahun 1982 oleh haji Dulatif sendirian sedangkan beratnya sekitar 1 ton. Mereka berdua merupakan kakak beradik. Hal ini dilakukan karena mereka menganggap batu tersebut membuat masyarakat duplang menjadi syirik. Setelah kejadian itu mereka langsung sakit parah dan berakhir dengan meninggal. Kenapa demikian? Karena mahluk hidup berlawanan dengan makluk halus, sehingga peredaran darahnya hancur.
Pada waktu itu situs ini belum dilindungi UU. Juru pelihara meminta tokoh masyarakat (pak sono) agar situs tersebut dikembalikan seperti semula. Maka diundanglah sebanyak 40 orang masyarakat Duplang, namun masyarakat tetap tidak mampu mendirikan batu tersebut. Kemudian jupel menggenggam tanah situs tersebut dan meminta kepada yang maha kuasa ‘bagaimana caranya agar batu menhir tersebut dapat berdiri tegak lagi’. Malamnya jupel bermimpi bahwa dia disuruh mencari 5 orang untuk menegakkan batu, akhirnya batu tersebut berdiri tegak kembali.
Ada juga sebuah kejadian mistis ketika jupel berada di rumah keluarga istrinya di  Gopang - Kumitir. Jupel menengok ke arah situs pada malam jumat legi. Terdapat benda segi empat sekitar 2 m persegi mengeluarkan api yang menyala ke atas  langit, hingga membuat separuh langit condong ke arah barat. Kemudian tidak menyala lagi dan langsung terlihat burung gagak berterbangan. Burung tersebut terbang dan turun di makam pak kyai Burhan dan seakan-akan terdapat lampu pertomax yang menyala terang. Karena pada saat itu belum ada listrik dan keadaan masih gelap gulita saat malam, masyarakat tidak ada yang berani mendekat. Keesokan paginya terdapat 5 bintang emas yang menancap di nisan pak kyai Burhan. Karena belum dilindungi UU setiap masyarakat yang mau pergi mencari rumput di sawah untuk makan ternak, menggores bintang tersebut karena rasa penasaran hingga habislah bintang emas tersebut. Pada saat itu diperkirakan orang (makluk mistis) pemilik situs Duplang telah kembali.

8.        Apakah ada juru pelihara sebelum bapak dan bagaimana cara pemilihannya?
Tidak ada pemilihan, ibu saya yang memeliharanya. Dulunya ini merupakan hutan belantara yang dibabat oleh kakek, kemudian turun ke ayah saya. Sesudah saya bersekolah guru saya menerangkan bahwa manusia purba itu tidak mengenal tulisan dan masih menggunakan peralatan yang terbuat dari batu. Pulangnya saya bertanya kepada ayah saya bagaimana caranya memahat batu kenong, apa dipahat pakai batu juga. Ayah saya berkata batu ini jika dibutuhkan akan menjadi lunak. Bapak saya mempraktikkannya dengan batu utuh hanya digosok dengan tangan dan langsung  berbentuk seperti batu kenong. Saya bertanya apakah saya boleh belajar melakukan hal seperti itu juga? Ayah saya menjawab boleh asal saya belajar dengan serius disekolah. Dari ayah saya, kemudian perawatan situs ini diberikan ke saya. Ayah saya berpesan agar situs ini tetap dijaga supaya anak cucu kita tahu tentang peninggalan. Sebenarnya situs ini memanglah pekarangan rumah keluarga kami sejak turun temurun.


9.        Apakah situs ini ada hubungannya dengan kerajaan-kerajaan zaman dahulu seperti majapahit misalnya?
Saya kurang mengerti karena munculnya situs ini pada abad ke 10 bergantian dengan munculnya candi borobudur pada abad ke 9.

10.    Apakah situs Duplang memiliki hubungan dengan situs-situs lain?
Ada situs yang mirip dengan situs Duplang seperti situs yang terdapat di daerah Kendal. Situs tersebut dijaga oleh anak jupel situs Duplang. Ada kemungkinan masih banyak situs-situs lain yang berhubungan lagi.

11.    Apa perbedaan situs Duplang dengan situs-situs lain?
Situs Duplang masih asli dan benda-benda cagar budayanya masih tetap berada ditempatnya.

12.    Apakah batu-batu yang ada di situs Duplang masih utuh?
Masyarakat pedukuhan Kendal memang ada yang menjual batu kenong. Di pedukuhan kendal terdapat batu kenong bergambar bulan dan bintang. Kemudian untuk membedakannya dengan buatan masyarakat sekarang, baru kenong purba diberi nomor urut dengan  angka romawi. Benda-benda yang telah diberi nomor urut, jumlahnya 3600 buah pada tahun 1987 yang nampak di desa kamal. Namun lama-kelamaan batu kenong habis, kemudian jupel menghubungi pak Edi Widodo, Mojokerto. Pak edi datang dan pergi ke bali, ternyata batu tersebut ada di bali dijual oleh masyarakat.

13.    Apa perbedaan batu kenong buatan purba dan batu kenong buatan sekarang?
Buatan sekarang lebih halus. 

14.    Apakah ada perawatan khusus di situs Duplang?
Tidak ada perawatan khusus hanya disapu saja.

15.    Apa  tanaman yang terdapat disitus ini memiliki sejarah atau sekedar hiasan?  
Tanaman disini hanya sekedar hiasan, kecuali pohon ini merupakan tunas dari pohon besar. Saya rawat mulai tahun 1985.

16.    Apa dibawah setiap batu ini ada mayatnya?
Tidak, disini hanya peninggalan-peninggalan. 

17.    Apa kubur batu ini merupakan tempat pemakaman?
Itu merupakan pendapat peneliti dari surabaya, kalau menurut saya itu tempat penguburan barang harta karun. Dulu pak Salam memiliki tanah kering yang hendak di jadikan sawah. Pak Salam memanggil beberapa orang untuk untuk membuat aliran air. Tepat dialiran air yang dibuat terdapat batu dengan tiga cagak menghalangi aliran, akhirnya didongkrak dan dibawahnya muncul ular dan dibunuh serta dibuang, namun ular tersebut tetap muncul. 
 
tempat munculnya ular
tempat munculnya ular dilihat dari atas


Akhirnya dibawah batu tersebut digali dengan niatan dijadikan tempat pembuangan sampah karena merasa membahayakan, namun ditemukan sebuah kotak yang berisi mahkota, kalung dengan panjang 1 m yang terbuat dari emas, emas lempengan, ikat pinggang emas, serta  manik-manik dengan beraneka warna dan ukuran. Kemudian ada penemuan keris emas dan telur emas. Semua penemuan tersebut merupakan harta karun, namun tidak ada pertanyaan apapun dan belum ada UU perlindungan. Tiba-tiba ada seorang pembeli dari situbondo datang kerumah pak salam dengan niat membeli manik-manik dan emas. Manik-manik segera dibeli sedangkan emas diberikan dengan percuma karena tertipu oleh akal bulus pembeli.
Pada tahun 1984 jupel mengirimkan surat lamaran pada kantor suaka Trowulan Mojokerto, pada tahun 1985 baru ada tanggapan dan pak Sudarman diangkat menjadi jupel.

18.    Apakah batu-batuan disini umurnya sama?
Kira-kira umurnya hampir sama.

19.    Apa masyarakat mengetahui tempat ini?
Masyarakat memang sudah mengetahui bahwa situs Duplang ini adalah tempat pemujaan. 

20.    Apa ada ancaman terhadap benda-benda di situs ini?
Sekarang ini tidak ada karena sudah dilindungi.

21.    Apakah masih ada usaha pencarian benda-benda bersejarah lainnya?
Dulunya ada, namun sekarang tidak karena kendala biaya. Walaupun tidak ada pencarian benda-benda purba tetap ada di bawah tanah, dan jupel tahu dimana saja tempatnya. Karena ketika ada peneliti dari surabaya, mereka membawa alat yang dapat melihat letak benda-benda terpendam. Benda ini tetap dibiarkan terkumpul disini seperti semula.

22.    Apa ada ritual khusus yang dilakukan disitus Duplang ini?
Tidak ada ritual khusus. Namun dulu ada pada hari sabtu atau selasa. Hari sabtu adalah hari pengesaan niat. Misalnya ada seseorang yang anaknya sakit, dia bernazar untuk mengadakan selamatan di situs Duplang jika anaknya sembuh. Kemudian anaknya cepat sembuh dan diadakanlah slamatan. Di situs duplang ini dapat dikatakan keramat. Kenapa demikian? Karena dulu jika musim kemarau, ketika air sungai dan sumber-sumber surut, orang-orang didaerah Duplang mengadakan gamelan berupa wayang kulit. Kakak jupel adalah seorang dalang jadi mengadakan wayang kulit di situs Duplang. Setelah wayang dimainkan, yang nurodo dan yang pramesti langsung disiram air bedak kembar. Langsung seketika itu juga turun hujan. Ini merupakan kepercayaan orang-orang dulu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar